Kala itu bukan malam bukan juga fajar, sebab kendaraan terlihat berlalu lalang dan debu jalanan masih menjadi background kehidupan. Aku dongakkan kepalaku dan berdoa kepada Tuhan, dengan kalimat yang sedikit indah namun sungguh bukan puisi ataupun untaian sajak yang rapi,begini... "Tuhan..kemarin, hari ini bahkan esok dan nanti
ada satu nama yang benar-benar hamba harapkan
sedikit rasa yang tumbuh dulu..hamba yakin itu dariMu
dan hingga kini rasa yang tinggal sebatang kara itu,
tetap terpelihara hingga tumbuh menjadi sangat rumit dan
sulit diceritakan.
Tuhan..jika dia jodoh hamba, berilah hamba isyarat
yang mudah hamba mengerti agar hamba yakin..
bahwa penantian ini hanya sebuah konflik panjang
agar kisah yang indah tampak tak lagi membosankan
amin.."
lalu ku kembali menatap jalanan, berjalan tegar bersama sepi dan keyakinan. Dan kau tahu?malamnya aku memimpikanmu dengan membawa kenangan dan kesadaran dinyataku, serasa hidup dan ada, kau menatapku dan akupun juga. Bagaimana?
tandakah dari Tuhan atau hanya guraian otak menghiburku.